Wawancara Irham N. Anshari (INA)
dengan Bondan Peksojandu (BP)
BP : Idenya simpel, berangkat dari
obrolan-obrolan kita tentang industri minuman kemasan dan jejamuan. Kebanyakan
dari mereka menggunakan jargon yang tipikal dari alam. “Pure Water Natural
Life" (Amidis), “Alaminya Berikan Semua Kebaikan" (Teh Gelas), “Khasiat
Alam Keahlian Modern" (Kiranti), “Persembahan Dari Alam" (Teh Kotak),
dll. Beberapa contoh slogan yang menitikberatkan pada sumber bahan baku, yaitu
alam.
INA : Menurutmu apa wacana umum yang membuat mereka ramai
memasukkan unsur "alam" dalam jargonnya? Apakah untuk menutup dari
kenyataan bahwa produk industri itu tidak alami?
BP : Sepertinya begitu, walau bertentangan ,
industri dan alam dekat sekali hubungannya, saking dekatnya mereka mencoba
mendamaikan diantara keduanya
mengakurkan mungkin.
INA :
Misalnya bagaimana pada prakteknya? "alam"
kan dipakai sebagai jargon industri tadi. Kalau produk-produk alam sendiri kan nggak
pernah pakai jargon industri (misal jamu yang dijual mbok-mbok), atau nyambung
juga?
BP :
Untuk yang industri skala besar
terlihat pada gambar saya, pohon bagian atas. Untuk industri kecil yang lebih
alami ada di pohon bagian bawah. Semua memanafaatkan alam.
INA : Kalau untuk industri kecil, misal jeruk, kan industri
dibangun dengan memakai bahan baku dari alam tanpa merusak alam. Kalau yang
industri besar menurutmu bagaimana?
BP : Secara besar-besaran maka akan merusak
alam dan produknya merusak tubuh kita. Kemasan-kemasan minuman instan turut menyumbang
kenaikan polusi limbah plastik. Belum lagi dari limbah selama produksi yang
dihasilkan.
INA : Balik lagi ke pernyataan pertamamu, berarti kalau pada
pakai jargon "alam" itu semacam "ngapusi" ya atau menutup
dosa?
BP :
Semacam membuat opini menurutku sih.
Contoh, "duh pengen es jeruk ki", terus orang tersebut beli buavita rasa jeruk, karena lagi ada di
supermarket. Agar orang itu menganggap produknya kepanjangan tangan dari alam dan
berpikir "toh sama aja, ini malah lebih praktis". Mungkin opini
"sama aja" yang pengen dibentuk dari pihak produsen.
INA :
Fokus perhatianmu ke cara industri
menggunakan jargon "alam". Kalau
dalam gambar ada simbol-simbol yang kamu pakai?
pada dasarnya semakin besar dari
masa ke masa.
----------------------------------------------------------------------------------------------------
Bekas mahasiswa psikologi, pecinta lawan jenis dan desain grafis, bystander peradaban, aku BONDAN PEKSOJANDU, dukung aku ya!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar